Nama: Lee Tze Hao
Tuesday, September 30, 2008
Seni Mempertahankan Diri
Silambam atau Silambattam atau Chilambam, merupakan seni bela diri Dravidian tradisi berasaskan pertempuran tongkat. Gaya ini dipercayai berasal dari Bukit Kurinji masa kini Kerala, 5,000 tahun dahulu, di mana penduduk tempatan menggunakan tongkat buluh bagi mempertahankan diri mereka dari haiwan buas. Sebagaimana penulisan Sangam, Bukit Kurinji merupakan salah satu dari lima pembahagian fisiografik dalam Tamilakam, yang kemudiannya dikenali sebagai Keralamselepas ketibaan Brahmin. Narikuravar dari Bukit Kurinji menggunakan tongkat yang dikenali sebagai Chilambamboo sebagai senjata bagi mempertahankan diri mereka daripada haiwan buas, dan juga bagi menunjukkan kemahiran mereka semasa perayaan keugamaan. SarjanaHindu dan ahli yogi yang pergi ke pergunungan Kurinji bagi bertafakur tertarik dengan pertunjukkan kemahiran tinggi memutar Chilambamboo.Salah satu hal yang menarik untuk diketahui ialah kaitan wushu dengan nama-nama yang cukup dikenal yaitu Shaolin pay, Butong pay dan sebagainya. Nama-nama tersebut memang dikenal di negeri Cina sebagai perguruan kungfu yang hebat di masa lalu. Nama-nama tersebut lebih mendunia lagi dikarenakan cerita-cerita silat dan film-film silat yang sebagian besar merupakan fiksi berlatarbelakang sejarah. Nama-nama tersebut memang lembaga keagamaan, yang mengajarkan wushu sebagai alat kesehatan dan beladiri bagi kelompok mereka, tetapi wushu tetaplah teknik beladiri yang kebetulan banyak dipengaruhi ciri-ciri kelompok mereka. Teknik tersebut bisa pula dipelajari orang-orang di luar kelompok mereka.
Fakta sejarah menunjukkan bahwa wushu Shaolin juga dipelajari rakyat sipil. Bahkan perguruan wushu Shaolin yang dulu dikenal sebagai Shaolin pay, kini telah menjadi institut wushu dengan nama Shaolin Wushu Institut di Henan (Shaolin sendiri sebenarnya adalah nama kuil) yang isinya adalah para akademisi dari dalam maupun luar Cina. Wushu gaya shaolin sekarang banyak menjiwai materi wushu internasional seperti chang quan, nan quan, dan sebagainya.
Sedangkan wushu gaya Butong dikembangkan masyarakat menjadi salah satu nomor wushu terpopular di dunia dengan nama taijiquan (tai chi). Jadi wushu sebenarnya adalah ilmu pengetahuan yang telah dikembangkan cukup lama, dan bukan ritual dari agama-agama tertentu seperti Budha dan Tao. Fakta sejarah yang memperkuat lainnya adalah gerakan Ming, yang terdiri dari para ahli wushu, tapi mereka bukan lembaga agama melainkan kumpulan cendikiawan. Fakta lain adalah kemunculan gerakan Taiping di akhir Dinasti Qing (Manchu) yang dipimpin Hung Xiu Quan. Kelompok pesilat Taiping ini adalah gerakan kaum pesilat Nasrani/Kristen, dengan peraturan dasar kelompok tersebut adalah Injil. Jadi jelas bahwa mempolemikkan wushu dengan cara mengidentikannya dengan agama tertentu, atau okultisme dan bertentangan dengan ajaran agama-agama tertentu, merupakan pemikiran yang sangat tidak tepat dan tidak bijaksana.